METABOLISME KARBOHIDRAT
Pencernaan pertama kali terjadi di
mulut dengan bantuan enzim ptialin menjadi alfa amilase. α amilase tadi memecah
amilum menjadi karbohidrat.
Di
lambung yang suasananya asam, polisakarida menghasilkan α-dekstrin dan pHnya pun
akan berubah menjadi pH yg pH asam, dengan adanya tambahan pancreas juice yg
mengatur ion bikarbonat maka suasana asam tadi dapat dinetralisir oleh ion
bikarbonat ini. Setelah suasana asam tadi dapat dinetralisir maka getah
pancreas yg juga mengandung enzim amylase-α ini bisa bekerja, amylase-α yang
berasal dari getah pancreas inilah yg akhirnya akan melanjutkan proses
pencernaan dari dekstrin-α. Makanan dari lambung diberi bikarbonat yang berasal
dari pankreas agar suasana menjadi basa, dan dihasilkan trisakarida,
oligosakarida, isomaltosa, dan maltosa, kemudian pencernaan berlanjut.
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
1. MONOSAKARIDA: bentuk karbohidrat yg tidak
dapat dihidrolisis menjadi bentuk yg lebih sederhana.
2. DISAKARIDA: bila dihidrolisis
menghasilkan 2 molekul monosakarida yg sama atau berbeda, contoh : Maltosa
--> glukosa + glukosa, Sukrosa -->
glukosa + fruktosa.
3. OLIGOSAKARIDA: bila dihidrolisis
menghasilkan 2-10 unit monosakarida, contoh: maltotriosa.
4. POLISAKARIDA: bila dihidrolisis
menghasilkan >10 unit monosakarida, contoh: pati & dekstrin.
GLIKOLISIS
·
Pemecahan
glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat
·
Terjadi terutama
dalam otot bergaris
·
Menghasilkan ATP
·
Merupakan
lintasan utama bagi penggunaan glukosa dan ditemukan di dalam semua sel tubuh
(bisa aerob / anaerob)
Proses glikolisis dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
1.Transport glukosa ke dalam sel diikuti
sintesa glukosa 6-fosfat.
2. Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi 2
molekul triosa fosfat.
3. Perubahan triosa fosfat menjadi piruvat.
4. Oksidasi piruvat menjadi asetil-koa dalam
mitokondria.
Perubahan glukosa sampai menjadi piruvat disebut JALUR
EMBDEN-MEYERHOF.
·
Proses glikolisis dapat memakai O2 bila O2
tersedia (aerob) atau dapat pula bekerja dalam keadaan tanpa O2 sama sekali
(anaerob).
·
Proses glikolisis terjadi di luar
mitokondria & memakai enzim-enzim yg terlarut dalam sitosol atau menempel
pada permukaan membran.
·
Fosfat energi tinggi dihasilkan melalui
proses fosforilasi tingkat substrat atau melalui proses fosforilasi oksidatif
mitokondrial.
Pada
keadaan2 kelaparan atau keadaan dengan terjadinya keadaan setrsesor maka
terbentuk adanya hormone glucagon, glucagon akan mengaktifkan cAMP, cAMP akan
mengaktifkan protein kinase-α, atau cAMP dependent protein kinase, dengan cAMP
dependent protein kinase ini aktif maka akan menyebabkan peningkatan aktifitas
fruktosa 2,6 biphosphatase, sedangkan fosfofruktokinase 2nya inaktif sehingga
akan merubah atau menurunkan kadar
fruktosa 2,6 biphosphat, kl pada fruktosa 2,6 biphospatnya turun menjadi
piruvat kinase, Hasil Piruvat kinase ini adalah enzim yg dapat berperan merubah
fosfoenol piruvat membentuk adanya piruvat. Dari enzim fosfoenol piruvat oleh
enzim piruvat kinase dia diubah menjadi piruvat.
Ada beberapa factor yang bs menyebabkan
adanya aktifitas piruvat ini meningkat dan juga yg menghambat aktifitasnya,
1.
fruktosa
1,6 biphosphat yg menyebabkan adanya rangsangan kearah depan atau forward stimulator, Dimana untuk
menghindari penumpukan fruktosa 1,6 bifosfat, maka fruktosa 1,6 bifosfat ini
nantinya akan bertindak sebagai stimulator analsenik terhadap piruvat kinase,
dengan piruvat kinasenya aktif maka dia akan merubah fosfoenol piruvat menjadi
piruvat
2.
Untuk
sementara itu ATP tentunya dapat menghambat daripada proses glikolisis
3.
Kemudian
Alanin, alanin juga demikian dia akan menghambat enzim piruvat kinase, alanin
dapat dirubah menjadi piruvat sehingga nanti piruvatnya masuk dalam proses
Glikoneogenesis, Alanin ini berupa Asam amino yg besifat Glukogenik, dia bisa
menimbulkan terjadinya hipomiogenesis, kl ada proses Glikoneogenesis maka
secara otomatis proses Glikolisis akan dihambat, maka Alanin menghambat proses
Glkolisis.
Keadaan2 anda lapar seperti Puasa, terjadi keadaan
strees disini akan terjadi peningkatan kadar Glukagon sehingga rasio insulin
glucagonnya rendah, kl rasio insulin glucagonnya rendah maka yg aktif adalah
Protein kinase α atau cAMP dependent Protein kinase, kl cAMP dependent Protein
kinase aktif akan terjadi proses fosforilasi enzim piruvat kinase yg tadinya
aktif menjadi inaktif, sebaliknya makan kenyang atau makan tinggi karbohidrat
maka rasio insulin glucagonnya akan meningkat, pada waktu rasio insulin
glucagonnya akan meningkat maka yg bekerja aktif adalah protein fosfatase,
dimana protein fosfatase akan menyebabkan defosforilasi dari enzim piruvat
kinase, sehingga protein fosfatase yg inaktif akan kembali aktif, jadi pada
waktu kenyang Glikolisis akan meningkat.
Glikolisis pada
Eritrosit, bentuk Eritrosit tidak mempunyai Mitokondria, Karena tidak punya
mitokondria maka proses Glikolisisnya bersifat Anaerob, Kl bersifat anaerob
maka hasil akhir dari Eritrosit berupa laktat, Pada proses Glikolisis pada
Eritrosit ada yg khas/unik yaitu pada proses glikolisis biasa
1,3 bifosfogliserat diubah menjadi 3 fosfogliserat dengan
menghasilkan ATP karena adanya enzim fosfogliserat kinase, Pada Eritrosit bs
lewat suatu jalur By Pass dimana 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 2,3
bifosfogliserat dengan enzim Bifosfogliserat Mutase, Kemudian dari 2,3
bifosfogliserat dia akan kembali dihasikan 3 fosfogliserat dengan enzim 2,3
bifosfogliserat fosfatase, disini dari proses difosforilasi.
Ada 2 keuntungan dari jalur by Pass ini
1.
Jalur
yg tidak menghasilkan ATP jadi reaksi yg dikatalisa oleh bifosfogliserat mutase
meskipun oleh 2,3 bifosfogliserat fosfatase yg membentuk ATP keuntungannya
meskipun Eritrosit tidak membutuhkan ATP tetapi proses glikolisis tetap
berlangsung
2.
Dengan
terbentuknya 2,3 bifosfogliserat itu akan menyebabkan kurva disoiasi terhadap O2
itu akan bergeser ke kanan, artinya afinitas dari eritrosit terhadap O2
terutama pada Hb maka afinitasnya menjadi lebih rendah, bila afinitas
rendah O2 bs dengan mudah terlepas dari Eritrosit, sehingga O2
ini bs dimanfaatkan oleh jaringan2 yang lain terutama untuk memenuhi kebutuhan
metabolismenya, jadi dengan adanya 2,3 bifosfogliserat maka O2 akan
lebih mudah terlepas dari eritrosit.
Secara aerob
Piruvat diperantarai oleh Piruvat Carrier masuk ke dalam matriks mitokondria,
dalam matriks mitokondria dengan kerja
dari enzim Piruvat Dehidrogenase, piruvat akan diubah menjadi menjadi asetil
co-A, asetil co-A kemudian mengikuti Creb cycle kemudian menghasilkan adanya
energy, kompleks enzim piruvat dehidrogenase itu, sama seperti α-ketoglutarat dehidrogenase kl anda masukan
pada Creb cycle ada enzim yg namanya α-ketogluv tarat dehidrogenase itu juga
adalah suatu kompleks enzim yg terdiri dari 3 macam enzim,
Piruvat dehidrogenase ini adalah kompleks enzim yg terdiri dari 3
macam enzim,yaitu:
1.
Piruvat
dehidogenase
2.
Dehidrolicoil
Transasetilase
3.
Dehidrolicoil
Dehidrogenase
Sebagai kofaktornya bs FAD, FMN bs juga menggunakan asam Lipoat
ataupun juga menggunakan NAD+
Hubungannya
dengan Creb Cycle tadi adalah ada hubungan dengan rantai respirasi maka
pengendalian dari pada Piruvat Dehidrogenase ini juga tidak terlepas dari
proses yg ada hubungan Creb Cyclenya maupun dengan rantai respirasinya
1.
Piruvat
Dehidrogenase ini akan merubah Piruvat menjadi Asetil co-A, tentunya apabila
asetil co-Aya sudah cukup maka akan terbentuk feed back inhibitor dari asetil
co-A terhadap piruvat dehidrogenase
2.
Inhibisi
oleh Adanya oleh NADH jadi kl rasio NADH per NADnya itu tinggi tentunya dengan
sendirinya akan menghambat kerja dari Piruvat Dehidrogenase atau kl NADH per
NADnya tinggi maka tidak ada lagi equivalen pereduksi transport sehinga
respirasinya akan macet jalannya, kl respirasi aerob macet maka proses aerob
akan terhambat, selain itu juga rasio ATP per ADP, kl rasio ATP per ADPnya
tinggi berarti kebutuhan makan ATPnya sudah cukup, maka dengan sendirinya
proses untuk membentuk ATP juga akan dihambat, kl rasio asetil co-A per co-Anya
meningkat, rasio NADH per NAD+ Meningkat, rasio ATP per ADPnya juga
meningkat ini semua akan merangsang enzim Piruvat Dehidrokinase kinase, Piruvat
dehidrokinase kinase inilah yang akan menyebabkan proses fosforilasi, dari
Piruvat Dehidrogenase yang aktif menjadi Piruvat Dehidrokinase yang inaktif,
sebaliknya apabila ada piruvat yang menumpuk atau dicloro asetat 2 macam ini
akan menyebakan adanya hambatan, atau akan menyebabkan Piruvat Dehidrogenase
tetap aktif, begitu juga kalsium selain merangsang kontraksi dari otot Kalsium
juga bertanggung jawab untuk pemenuhan energinya, Kalsium akan menghambat enzim kinasenya , dan
akan mengaktifkan enzim fosfatase, sehingga dengan adanya aktifasi dari enzim
fosfatase akan terjadi proses difosforilasi dari piruvat dehidrogenase yang
inaktif menjadi Piruvat Dehidrogenase yang aktif, begitu juga dengan insulin
dan Magnesium ini juga akan meyebabkan aktifasi dari enzim Piruvat
dehidrogenase.
Anaerob sedikit
ADP Cuma 2 ADP dari 4 ADP Total yang dihasilkan, maka di harus bayar utang 2
ADP maka sisanya 2 ADP
Aerob tentunya akan dibutuhkan ATP yang jauh lebih banyak, semua
kalikan 2 tujuannya karena ada 2 Molekul triosafosfat disini total dihasilkan
40 ATP dia harus bayar utang 2 ATP maka hasilnya 38 ATP
Keadaan laktat Asidosis adalah terjadinya penimbunan laktat di
dalam darah pHnya menjadi asam
Ada beberapa penyebab, yaitu:
1.
Adanya
hambatan pada enzim piruvat dehidrogenase, bs bermacam-macam diantaranya oleh
karena NADHnya tidak bs mengalami proses ReOksidasi
2.
NADH
yang meningkat berlebihan terutama pada peminum alcohol atau pada pemabuk rasio
NADH per NADnya tinggi maka terjadi hambatan pada proses Glukoneogenesis
sehingga terjadi penumpukan dari pada laktat sehingga terjadi Asidosis Laktat,
dan juga
3.
Defisiensi
dari pada enzim piruvat Karboksilase yaitu enzim yg bertindak untuk reaksi
anapleotis bertanggung jawab untuk penyediaan Oksalo Asetat yang akan
direaksikan oleh diasetil co-A, kl Oksalo Asetatnya berkurang dengan sendirinya
pembentukan asetil co-Anya akan dihambat dengan cara menghambat enzim piruvat
Dehidrogenase, jika piruvat dehidrogenase dihambat maka piruvat akan lari ke
arah laktat, sehingga laktat menumpuk terjadi asidosis laktat
4.
Defisiensi
pada Tiamin salah satu kofaktor enzim piruvat Dehidrogenase adalah Tiamin bifosfat,
sama pada α-ketoglutarat kompleks, parahnya pada pemabuk ini Tiamin ini akan
menurun juga akan menyebabkan turunnya kofaktor tadi sehingga Piruvat
Dehidrogenase tidak dapat bekerja
5.
Keadaan-keadaan
pada intoleransi terhadap fruktosa ini juga akan menimbulkan inklusi dari
laktat menjadi piruvat, masuk ke dalam jalur Glukoneogenesisnya akan terhambat
sehingga laktatnya akan menumpuk
6.
Defisiensi
pada enzim Glukosa 6 fosfatase menyebabkan peningkatan dari proses Glikolisis
7.
Keracunan
Arsen ataupun Mercury menyebabkan hambatan dari kerja kofaktor dari asam lipoat
sehingga akan menghambat kerja enzim piruvat dehidrokinase
8.
Keadaan
phisiologis yaitu terjadi proses peningkatan Glikolisis secara Anaerob, terjadi
pada Olah Raga tanpa melakukan pemanasan maka akan terjadi Penumpukan
Laktat termasuk asidosis Laktat tetapi
tidak terlalu parah
GLUKONEOGENESIS
Jadi Glikokolisis arahnya adalah dari Glukosa sampai menghasilkan
ADP, maka Glukoneogenesis ini kebalikannya dari piruvat naik ke atas. Di sini
ada beberapa sumber senyawa-senyawa non Karbohidrat yang bs dipakai untuk
proses Glukoneogenesis
1.
Gliserol
yaitu berasal dari proses pemecahan Triasil Gliserol yang ada pada jaringan
adipose ataupun Gliserol yang berasal dari proses katabolisme lipoprotein ada
LDL, ada Kilomikron semua akan mengalami proses katabolisme oleh protein yang
namanya lipoprotein lipase, katabolisme lipoprotein akan menghasilkan Gliserol.
Gliserol yang dihasilkan kemudian nanti
akan dimanfaatkan oleh jaringan2 yang mempunyai aktivitas enzim Gliserol kinase
diantaranya adalah hepar, oleh hepar ini gliserol nantinya akan dipakai yaitu
untuk dirubah menjadi glukosa lewat
proses glukoneogenesis.
2.
Kemudian
berikutnya adalah yang berasal dari laktat, Laktat dihasilkan dari proses
glikolisis yang secara anaerob yang terjadi pada otot terutama otot-otot yang
serabutnya tidak mengandung Mitokondria atau kurang mengandung mitokondria contohnya adalah serabut otot
putih pada pelari-pelari jarak pendek, itu akan terjadi penghasilan laktat yang
tinggi, dari laktat ini kemudian diubah menjadi piruvat yang dipakai untuk
proses Glukoneogenesis
3.
Yang
berasal dari asam-asam amino yang bersifat Glukogenik terutama adalah dari
alanin, alanin kemudian dirubah menjadi piruvat, piruvat akhirnya bisa
membentuk Glukosa
4.
Propionat
berasal dari asam lemah atau berasal dari asetil co-A yang mempunyai jumlah
atom karbon ganjil, nanti ada proses oksidasi β, ada yang atom karbonnya genap
ada yang karbon atomnya ganjil, kalo yang atom karbonnya ganjil akan
menghasilkan propionil co-A, dari propionil co-A nantinya akan dirubah menjadi
Alomil co-A, nantinya akan berubah menjadi suksinil co-A yang natinya akan
masuk ke dalam jalur Glukoneogenesis, tetapi pada manusia yang berasal dari
sumber propionil co-A ini akan kecil jumlahnya, berbeda dengan hewan pemamah
biak
Proses
Glukoneogenesis terutama pada alanin dirubah menjadi piruvat, piruvat dengan
enzim piruvat karboksilase kemudian akan diubah menjadi oksalo asetat, oksalo
asetat kemudian akan diubah menjadi malat lewat enzim malat dehidrogenase,
kemudian malat ini akan dibawa keluar dari mitokondria lewat Privat Oksalat
carrier malat setelah diluar kembali akan diubah menjadi Oksalo-asetat yaitu
oleh enzim Malat dehidrogenase yang ekstraselluler, jadi ada Malat
dehidrogenase yang IntraMitokondrial dan ada Malat dehidrogenase yang Extra
Mitokondrial ini akan merubah malat menjadi Oksalo-Asetat, Oksalo-Asetat yang
dihasilkan dari sitoplasma ini kemudian dirubah kembali menjadi fosfoenol
piruvat yaitu oleh enzim Fosfoenol Piruvat Karboksi Kinase, fosfoenol piruvat
Karboksi kinase ini yang akan berperan pada proses Glukoneogenesis. Dari
Fosfoenol piruvat dirubah menjadi 2-Fosfo gliserat, kemudian menjadi 3-Fosfo
gliserat, diubah menjadi 1,3 Difosfo gliserat, kemudian diubah menjadi Gliseraldehid
3 Fosfat, kemudian diubah menjadi Fruktosa 1,6 Bifosfat, setelah terbentuk
Fruktosa 1,6 Bifosfat ini jalurnya berbeda dengan jalur Glikolisis dari
Fruktosa 1,6 Bifosfat kemudian diubah menjadi Fruktosa 6 Fosfat oleh enzim
Fruktosa 1,6 BiFosfatase, ini merupakan enzim yang berperan untuk regulasi dari
Glukoneogenesis, setelah Fruktosa 6 Fosfat kemudian dirubah menjadi Glukosa 6
Fosfat, kemudian diubah menjadi Glukosa oleh enzim Glukosa 6 Fosfatase
Jadi proses
Glukoneogenesis ini nantinya juga akan memerlukan fosfat dengan energy tinggi
yang nantinya akan memerlukan 6 buah molekul fosfat berenergi tinggi, dari 1,3-Bifosfo gliserat ini nantinya akan
dirubah menjadi 2 buah molekul Triosa Fosfat,yaitu Gliseraldehid Asetal Fosfat
dan Dihidroksi asetal Fosfat, disini yang memerlukan energy tinggi yang pertama
adalah untuk merubah Piruvat menjadi Oksalo-Asetat pada enzim piruvat
Karboksilase dia perlu ATP, ATP dirubah menjadi ADP, kemudian pada waktu
Oksalo-Asetat yang berada di dalam Sitoplasma dirubah menjadi Fosfoenol Piruvat
yaitu oleh enzim Fosfoenol Piruvat Karboksi Kianse ini perlu juga adanya GTP
atau Guanin Trifosfat, kemudian berikutnya Perubahan daripada 3 Fosfo-Gliserat
dirubah menjadi 1,3 BiFosfo-Gliserat, ini juga memerlukan adanya ATP jadi total
pada proses Glukoneogenesis ini kita memerlukan adanya 6 buah molekul ATP, Jadi
Glukoneogenesis proses untuk menjaga agar kadar gula dalam darah tidak terlalu
rendah, yang terajadi pada waktu puasa pada waktu Exercise yang lama, pada
pemberian diet tinggi protein dan juga pada waktu stress, jadi bahan dasarnya
bisa dari Gliserol, Laktat, dan dari asam-asam amino,
Energy diperoleh
dari 6 Molekul ATP berenergi tinggi, Energi proses Glukoneogenesis diperoleh
dari proses Oksidasi β, jadi pada waktu keadaan puasa proses Glikolisisnya
dihambat Glukoneogenesisnya meningkat, Glukoneogenesis dapat bekerja apabila
ada energy ATP dari Oksidasi β
·
Properties
of the GLUT 1 – GLUT 5
GLUT 1= mempunyai ikatan yang kuat dengan glukosa. ex: blood brain
barrier, blood retinal barrier, blood placental barrier.
GLUT 2= kapasitas besar, afinitas rendah. ex: liver, ginjal,
pankreas.
GLUT 3= khusus diciptakan untuk sistem saraf pusat. ex: brain.
GLUT 4= diperngaruhi insulin. ex: adipose tissue, skletal muscle,
heart muscle.
GLUT 5= transporter fruktosa. ex: intestinal epithelium,
spermatozoa.
Regulasi kadar gula darah
Gula itu bs berasal di dalam darah itu karena beberapa sumber
yaitu dari makanan kita yaitu terutama dari yin dr karbohidrat & proses
metabolism dalam tubuh kita sendiri yaitu glikogenolisis (Pemecahan dari
Glikogen menjadi Glukosa) terutama pada hepar, Tujuannya untuk mempertahankan
kadar gula dalam darah jika Glukogeno lisis ada pada otot untuk memenuhi
kebutuhan ATP & glukoneogenesis (Merubah dari bahan2 Non Karbohidrat untuk
dirubah menjadi Glukosa) yg akan di regulasi oleh hormone yg berlawanan dg
kerja Insulin, yaitu hormone glucagon ,Katekolamin, Epineprin, Growth hormone,
kortisol semua ini akan merangsang proses Glikogenolisis & glukoneogenesis,
insulin akan menghambat Glikogenolisis & Glukoneo Genolisis, pada keadaan
puasa kadar gula dalam darah 80-100 mg/dl, Makan2 tinggi karbohidrat akan
terjadi peningkatan kadar gula dalam darah yaitu 120-140 mg/dl antar 30 menit
s/d 1 jam setelah kita makan , kemudian 2 jam setelah makan kadar gula dalam
darah akan kembali pada keadaan normal yaitu kadar gula puasa yaitu 80-100
mg/dl, oleh karena itu diperiksa kadar gula puasa dan kadar gula 2 jam setelah
makan, dipengaruhi oleh endogenus production, selain pemasukan ini utility oleh
jaringan tubuh, pentose fosfat patchway glukosa dibutuhkan dirubah untuk
menjadi dihasilkan ATP yang lebih besar akan disimpan dalam bentuk cadangan yg
tinggi yaitu Glikogen.
Sel β pancreas
dimana glukosa yg ada didalam darah di dalam rantai respirasi maka dia akan
menghasilkan adanya ATP dengan adanya peningkatan dari rasio ATP /ADP maka akan
menyebab kan penutupan yg ada pada kalium chanel atau potassium chanel yang ada
pada sel β pancreas, penutupan menimbulkan adanya proses depolarisasi maka
timbul rangsangan pd kalsium chanelnya akan menjadi terbuka dg adanya
pembukaan maka akan terjadi intake drpd
kalsium dr extrasel masuk ke dalam intrasel sehingga kadar kalsium dr sel β
pancreas meningkat akan menyebabkan ekpresi gen pada produksi insulin lewat
protein yang namanya CREB Calsium Responsive Elemen Binding Protein yg akan
merangsang DNA/mitokondria yg berada di sel β pancreas untuk merangsang sel
insulin kemudian dirubah menjadi pro insulin dg bantuan kalsium akan mengalami
exocitosis keluar dari sel β pancreas masuk ke dalam darah, Jadi kl kadar
glukosa di dalam darah tinggi maka akan
mempengaruhi proses pengeluaran insulin dari sel β pancreas, dengan insulin ini
keluar akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar glukosa didalam darah untuk
bs kembali ke level pada keadaan puasa tadi, seperti pada keadaan puasa sesudah
makan meningkat 120-140 mG keluar insulin yang menyebabkan Glukosa darah
kembali turun kembali pd keadaan puasa yaitu 80-100 mG/dl,Glukosa diterima oleh
Glukosa transporter atau Glukosa 2 yg ada pd sel β pakreas kemudian setelah
sampai pada sel Glukosa akan mengalami
glikolisis, Glikolisis secara aerob yg akan masuk ke dalam mitokondria
bergabung dg TCA cycle juga akan
dihasilkan adanya ATP yg menyebabkan peningkatan rasio ATP/ADP sehingga akan
menyebabkan penutupan potasium chanel jadi kl ATPnya meningkat Potasium chanelnya
akan meningkat yang akan menyebabkan depolarisai yg menyebabkan terbukany
kalsium chanel, akan menyebabkan terjadinya inflak dari pada kalisum dr
extrasel masuk ke dalam intra sel, sehingga kalsium intra sel meningkat yg
menyebabkan proses exocitosis drpd pro insulin juga akan membentuk insulin
dalam darah, kadar insulin dalam darah akan meningkat.
Selain itu kl ada
glukosa dalam sel akan menyebabkan terjadinya peningkatan Triasil Gliserol
meningkatkan Produksi Protein Kinase C ini juga akan menyebabkan pengeluaran
insulin, kita makan pada waktu makanan yg mengandung karbohidrat akan melewati
intestinum akan menghasilkan adanya suatu hormone GLP 1 atu Glukagon Light
Peptide 1, Glukagon GLP1 mempunyai reseptor yg juga terletak pd sel β pancreas
dimana ikatan antara GLP 1 dg reseptornya yg akan menyebabakan peningkatan CAMP
akan menyebabkan peningkatan CAMP dependent protein kinase akan menyebakan
fosforilasi pada potassium chanel yg menyebabkan potassium chanel tertutup
sehingga menyebabkan terjadi inflak menyebabkan eksresi dari pada insulin, dg
GLP 1 menyebabkan kadar gula di dalam darah turun tetapi GLB1 hanya mempunyai
waktu paruh yg sangat singkat, karena GLP 1 ini nantinya akan sangat mudah
dicerna oleh enzim dipeptidil peptidase 4 atau DPP4 dimana enzim DPP4 ini yang akan menghalangi
kerja dari GLP 1, tentunya bila GLP 1 tidak dapat bekerja dg sendirinya kadar
gula dalam darah hanya tergantung pada pengeluaran insulin, kegunaan pada GLP 1 ini dapat terlihat pada
penderita DIABET pada DM type 2 dmn terjadi kerusakan pd β pancreas maka dg sendirinya produksi
insulin menurun, disini baru akan terasa bantuan dr GLP 1 tadi karena GLP 1
dapat meregulasi kadar gula dI dalm
darah maka diberikan inhibitor terhadap enzim DPP4 ini nantinya tidak akan
menghambat kerja daripada GLP 1, dg demikian GLP 1 akan membantu meregulasi
kadar gula dalam darah.
Kerja dari
Insulin terhadap metabolisme karbohidrat di dalam liver/hepar, dmn gula pd
waktu msk kedlm liver mengalami bermacam2 proses, mengalami proses dirubah
menjadi glikogen disini insulin yg ada pd hepar dia akan merangsang agar gukosa
tadi dapat dirubah menjadi glikogen selain glukosa ini mengalami proses
glikolisis, jadi pada waktu masuk pd hepar glukosa ini akan dipake untuk proses
glikolisis, yaitu untuk memenuhi kebutuhan energy untuk hepar maka glukosa tadi
disimpan dalam bentuk glikogen, insulin ini akan merangsang proses Glikogenesis
tetapi dia akan menghambat proses glikogenolisis, selain itu juga glucose yg
msuk dalam proses glikolisis ini bs membentuk adanya Gliserol dengan
terbentuknya Gliseraldehid 3 fosfat, glukosa jug abs membentuk Free Fatty Acid
yg nantinya akan bergabung dg Gliserol yg akan mengalami proses Esterifikasi,
yg akan menghasilkan Triasil Gliserol atau TG.
TG yg terbentuk
di dalam sel Hepar ini nantinya akan dibawa ke dalam darah dg suatu perantaraan
Lipoprotein yg namanya adalah VLDL atau
VERY LOW DENSITY LIPOPROTEIN, VLDL akan dibawa keluar yg nantinya masuk ke dalam
darah, yg akan dipengaruhi oleh tingginya kadar glucose di dalam darah, jadi kl
kadar darah di dalam Glukosa itu tinggi, kemudian Glukosanya masuk ke dalam
Hepar,dia juga akan menyebabkan peningkatan kadar VLDL, jika VLDL meningkat LDL
juga meningkat, menyebabkan terjadinya proses Aterosklerosis, berlaku juga pada
keadaan Fruktosa Oedema. Pada pemberian fruktosa, fruktosa bisa melakukan by
pass pada metabolisme glikolisis, akan menyebabkan terjadinya peningkatan
triasil gliserol, meningkatkan sintesa VLDL, meningkatkan LDL.
Kegunaan insulin
pada otot bergaris, glukosa untuk masuk ke dalam otot perlu bantuan insulin.
Insulin akan membantu masuk ke sel otot, insulin akan berikatan dengan reseptor
terlebih dahulu lalu akan terbentuk insulin factoring pathway akan merangsang
GLUT4 pada otot agar bisa membawa glukosa dari dalam darah masuk ke otot. Di
dalam otot, glukosa mengalami glikolisis menghasilkan ATP terutama untuk
kontraksi otot, kalo uda terpenuhi akan disimpan jadi glikogen. Peranan insulin
untuk memerantarai glukosa. Jika terjadi resistensi insulin, resistensi insulin
sudah berikatan dengan reseptor tetapi tidak menimbulkan sinyal ataupun glukosa
tidak bisa berikatan dengan reseptor. Klo terjadi insulin resistensi, glukosa
tidak bisa dimanfaatkan oleh sel-sel dalam otot. Sel-sel tidak bisa memenuhi
kebutuhannya.
Peranan insulin pada
jaringan lemak/ adiposa, insulin harus berikatan dengan reseptor dan akan
terbentuk insulin factoring pathway akan merangsang translokasi GLUT4 yg
membawa dari dalam darah masuk ke jaringan adiposa. Di dalam jaringan adiposa,
glukosa akan mengalami proses glikolisis dan membentuk CO2, H2O,
maupun ATP. Ataupun glukosa yang ada di jaringan adiposa tadi akan dirubah jadi
gliserol 3 fosfat dan gliserol 3 fosfat akan
menyebabkan adanya proses esterifikasi dari free fatty acid akan disimpan dalam
bentuk triasilgliserol. Triasilgliserol akan menjadi simpanan energi yang ada
pada jaringan adiposa. Free Fatty Acid selain berasal dari proses glikolisis
juga dari VLDL yg berasal dari hepar membawa triasilgliserol dari dalam darah
akan mengalami proses lipolisis yang di bantu enzim lipoprotein lipase. Triasilgliserol
akan dipecah jadi gliserol dan Free Fatty Acid. Free fatty acidnya akan dibawa
masuk dalam jaringan adiposa dan disimpan sebagai cadangan energi.
HMP SHUNT =
HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT ( =PENTOSE PHOSPHATE PATHWAY = OKSIDASI GLUKOSE
LANGSUNG = JALUR FOSFOGLUKONAT)
· Jalur
alternatif untuk oksidasi glukosa
· Menghasilkan
NADPH dan ribosa
· Hepar,
jaringan adiposa, adrenalin cortex, glandula tiroid, sel darah merah testes,
mamae sedang menyusui. Aktivitas rendah dalam sel-sel otot.
· Enzim
: dalam sitosol
Fungsi HMP Shunt
:
Ø Menghasilkan
NADPH : diperlukan untuk proses anabolik di luar mitokondria, contoh : sintesa
asam lemak dan steroid (dan sintesa asam amino). Dalam eritrosit sebagai
penghasil reduktor à mereduksi
glutation yang telah mengalami oksidasi àglutation
yang tereduksi yang dikatalisis oleh Enzim Glutation Reduktase à
mengeluarkan
H2O2 dari eritrosit dalam reaksi yang dikatalisa enzim GLUTATION PEROKSIDASE.
Penumpukan H2O2 : memendekkan umur
eritrosit dengan meningkatkan kecepatan
oksidasi hemoglobin menjadi
methemoglobin.
Enzim Glukose 6 P ~ fragilitas sel
darah merah mudah hemolisa dengan pemberian
oksidan (primaquin, aspirin,
sulfonilamid, fava bean)
Ø Menghasilkan
ribosa : untuk sintesa nukleotida dan asam nukleat
Macam rx dibagi
2 fase :
1. Fase
oksidatif non reversibel
Glukose 6P à
proses
dehidrogenasi dan dekarboksilasi untuk memberikan sebuah
senyawa pantosa
yaitu ribulosa 5P.
2. Fase
nonoksidatif reversibel
Ribulosa 5P
diubah kembali menjadi glukosa 6P oleh serangkaian rx melibatkan enzim
TRANSKETOLASE dan enzim TRANSALDOLASE.
REAKSI :
·
D-Glukose 6P
alami oksidasi menjadi 6 Fosfoglukonolakton dengan enzim GLUKOSE 6FOSFAT
DEHIDROGENASE memerlukan bantuan Mg++ / Ca++, memakai NADP dan menghasilkan
NADPH.
·
6
Fosfoglukonolakton diubah menjadi 6 Fosfoglukonat Bantuan Mg++, Ca++ , Mn++. Satu
molekul air (H2O) terpakai, ikatan cincin terlepas. Enzim : GLUKONOLAKTON
HIDROLASE
·
6 Fosfoglukonat
alami dekarboksilasi dan berubah menjadi Ribulose 5 fosfat. Sebelum
dekarboksilasi mengalami oksidasi menjadi senyawa perantara 3 keto
6-fosfoglukonat.
Memerlukan ion Mg, Mn, Ca. NADP sebagai
hidrogen akseptor menjadi NADPH. Enzim yang mengkatalisa rx ini :
6-FOSFOGLUKONAT DEHIDROGENASE yang aktivitasnya tergantung adanya NADP.
·
Ribulose 5
fosfat dapat menjadi substrat dari 2 enzim :
1.
Ribulose 5 fosfat epimerase yang membentuk suatu epimer pada karbon ketiga
yakni Xylulose 5 phosphate.
2.
Ribose 5 fosfat ketoisomerase merubah ribulose 5
Fosfat menjadi ribose 5 fosfat.
·
Terjadi suatu
Transketolasa yaitu : pemindahan 2 unit karbon (C1 dan C2) dari suatu ketosa
pada aldehida dari aldosa. Perlu koenzim, thiamin difosfat dan ion Mg.
·
Dua karbon dari
Xylulosa 5 phosphate dipindah pada ribose 5 fosfat menghasilkan Sedoheptulose 7
fosfat dan Gliseraldehida 3 fosfat.
·
Hasil rx
TRANSALDOLASE membentuk Fruktosa 6 fosfat dan eritrose 4 fosfatà terjadi perpindahan 3
karbon active dihydroxy acetone (C1 - C3) dari keto dengan 7 karbon pada
aldose dengan 3 karbon.
·
Rx transketolase
à xylulose 5 F menjadi donor active
glycoaldehyde (C1 – C2). Eritrose 4P (dari transaldolase) : sebagai
akseptor C1 – C2. Memerlukan thiamin, ion Mg sebagai koenzim à menghasilkan Fruktose
6P dan Glyceraldehyde 3P.
·
Agar glukose
dioksidasi sempurna jadi Co2 perlu enzim yang dapat merubah gliseraldehid 3P
jadi glukose 6P à enzim EMBDEN MEYERHOF
yang bekerja ke arah berlawanan dan enzim FRUKTOSE 1,6-DIFOSFATASE yang
mengubah Fruktose 1,6-bifosfat menjadi fruktosa 6P.
·
Proses ini dapat
dianggap suatu oksidasi 3 molekul glukose 6P menjadi 3 molekul CO2 dan 3
molekul pentose fosfat. Tiga molekul pentose fosfat diubah menjadi 2 molekul
glukosa fosfat dan 1 molekul gliseraldehida 3P. Karena 2 molekul gliseraldehida
3P dapat diubah jadi satu molekul glukosa 6P dengan jalur kebalikan glikolisis,
maka HMP Shunt dapat dikatakan suatu jalur oksidasi yang komplit dari glukosa.
·
Kontrol HMP
Shunt : Enzim 6 FOSFOGLUKONAT DEHIDROGENASE yang dapat dihambat oleh NADPH
dimana rx tidak berjalan bila NADPH tidak terpakai atau konsentrasinya tidak
menurun.
Metabolisme Fruktosa
·
Fruktose dapat
difosforilasi jadi fruktosa 6P oleh enzim HEKSOKINASE.
·
FRUKTOKINASE
dapat mengkatalisasi fruktose jadi fruktose 1P
·
Fruktose 1P
selanjutnya dipecah jadi D-gliseraldehid d dihidroksiaseton fosfat yang dikatalisa
oleh enzim ALDOLASE yang dapat memakai juga Fruktosa 1,6 bifosfat sebagai substrat.
·
D-Gliseraldehid
masuk dalam glikolisis melalui beberapa jalur:
1. Alkohol dehidrogenase mengubah
D-gliseraldehid menjadi gliserol enzim Gliserokinase gliserol 3P à
dioksidasi
jadi dihidroksiaseton fosfat oleh enzim α-gliserofosfat dihidrogenase.
2. Enzim trikinase mengkatalisa rx
D-gliseraldehid jadi gliseraldehid 3P.
·
Fruktosa juga
dapat dibuat dari glukosa lewat jalur sorbitol.
·
Aldose reduktase
mengubah D-glucose jadi D-sorbitol
·
D-sorbitol
diubah menjadi D-fruktose oleh enzim sorbitol dehidrogenase.
Metabolsime Galaktosa
·
Galaktokinase
mengkatalisa reaksi galaktose menjadi galaktose 1P
·
Galaktokinase 1P
bereaksi dengan UDP6 menghasilkan uridin
difosfat galaktose dan glukosa 1P.
·
Galaktosa
dipindah untuk mengganti tempat glukose pada UDPG yang dikatalisa oleh enzim
galaktose 1P uridil transferase.
·
Diubah jadi UDP
glukose, dikatalisa oleh enzim uridine di-P-galaktosa 4- epimerase. Glukose
dibebaskan dari UDP Glc sebagai glukosa 1P. Pembebasan mungkin terjadi setelah
penyatuannya ke dalam glikogen yang diikuti oleh fosforolisis oleh enzim
fosforilase.
·
Rx epimerase
bersifat reversibel maka glukosa dapat diubah jadi galaktosa sehingga galaktosa
yang sudah terbentuk sebelumnya bukan merupakan unsur esensial dalam makanan.
·
Galaktosa
diperlukan tubuh untuk : pembentukan laktosa, konstituen glikolipid
(serebrosida), proteoglikan dan glikoprotein.
·
Dalam kelenjar
mammae : sintesis laktosa dari glukosa dengan jalan glukosa diubah jadi UDP Gal
oleh enzim yang diuraikan di atas. UDP Gal mengadakan kondensasi dengan glukosa
untuk menghasilkan laktosa dan proses ini dikatalisasi oleh enzim LAKTOSA
SINTASE.
Saya tertarik untuk mengembangkan
hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan karies dentis.
Hubungan
antara konsumsi karbohidrat dengan terjadinya karies dentis ada kaitannya
dengan pembentukan plaque pada permukaan gigi. Plaque terbentuk dari sisa-sisa
makanan yang melekat di sela-sela gigi. Plaque ini akhirnya akan ditumbuhi bakteri
yang dapat mengubah pH rongga mulut menurun sampai dengan pH 4,5.
Pada keadaan demikian maka struktur email gigi akan terlarut (email tidak larut pada
pH 5,41). Konsumsi gula murni (permen, coklat, karamel) sering, akan menyebabkan keasaman rongga mulut menjadi
permanen, sehingga semakin banyak email
yang terlarut. Kerusakan email yang parah, disebut dengan karies dentis. Dari berbagai penelelitian sukrosa (gula bit
dan gula tebu) mempunyai efek kariogenik
lebih tinggi dibandingkan dengan fruktosa, glukosa dan maltosa. Sedangkan
karbohidrat kompleks seperti amilum dan dekstrin, efek kariogeniknya tidak ada sama sekali.
Penerapan dalam masyarakat
Kelainan metabolisme karbohidrat yang paling banyak
didapat adalah diabetes, yang disebabkan oleh insufisiensi fungsi artinya terjadi ketidak seimbangan antara
insulin yang beredar dengan kebutuhan fungsi fisiologi insulin.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh produksi insulin memang
kurang mencukupi dan tidak mampu menjalankan fungsinya secara opti-mal, dan
mengakibatkan di jaringan lemak adanya hambatan masuknya glukosa ke dalam sel
serta hambatan glikolisis dan lipogenesis
sehingga menyebabkan TG lipase sensitif hormon aktifitasnya naik sehingga
terjadi peningkatan lipolisis yang
berakibat terjadinya mobilisasi FFA dari jaringan lemak.
Pada
Diabetes mellitus tipe II terjadi karena kelainan metabolisme karbohidrat, akibat dari kekurangan jumlah serta fungsi insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar
glukosa darah. Apabila jumlah karbohidrat lebih dari kemampuan tubuh untuk membakarnya
sebagai sumber energi, maka karbohidrat akan dikonversikan ke lemak.
Terjadinya resistensi insulin pada DM Tipe 2 mengakibatkan peningkatan kadar glukosa
darah, tekanan darah, hyperinsulinemia
dan ketidaknormalan kadar lemak yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar
kolesterol darah, LDL, penurunan
kadar HDL dan peningkatan kadar trigliserida darah yang merupakan faktor
independen terhadap penyakit jantung.
Hal yang berpengaruh terhadap kadar glukosa darah pada
kelompok DM adalah gangguan insulin. Terjadinya gangguan fisiologi yang
ditandai dengan adanya resisten insulin akibat dari tubuh dalam merespon
insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Adanya resistensi insulin tersebut akan mengganggu keseimbangan antara
jaringan dalam menggunakan dan menyimpan glukosa darah selama puasa dan makan
terutama dilakukan melalui kerja homeostasis metabolik insulin dan glukagon.
Pada
klinisnya di rumah sakit nantinya kita akan banyak menemukan pasien dengan
diabetes mellitus. Oleh karena itu dengan mempelajari metabolisme karbohidrat
kita akan mengetahui bagaimana insulin itu bekerja dalam tubuh apabila dalam
tubuh kita banyak terdapat karbohidrat yang berlebihan maka glukosa darah juga
akan meningkat dan menyebabkan diabetes mellitus.
Kita
dengan mempelajari metabolisme karbohidrat juga bisa memberikan edukasi kepada
pasien dengan menyarankan pasien diabetes mellitus untuk memperhatikan intake
karbohidrat yang di konsumsi supaya glukosa dalam darah tidak meningkat.
SUMBER : http://monicaayurossalya.blogspot.com/2012/03/all-about-medical.html
SUMBER : http://monicaayurossalya.blogspot.com/2012/03/all-about-medical.html
good...
ReplyDeleteKunjungi juga http://girpapas.blogspot.com/
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete