Hati Nurani Pengamen

Saat itu tanggal 25 juli 2012, aku dan kaka ku selesei wawancara di kampus. Tiba-tiba kami kehabisan uang, dan tidak cukup untuk pulang dengan menggunakan taksi, jadi kami pulang dengan bis kota. Saat bis mulai bergerak masuklah seorang pengamen ke bis itu. Dan ia membagikan amplop kosong yang berisi memohon bantuan untuk biaya istrinya bersalin melahirkan dan perlengkapan bayi. Tapi aku terkejut mendengar suara pengamen itu, suaranya tidak jelas dan seperti meronta- ronta dan baru aku sadari ternyata laki-laki itu bisu sungguh miris aku menyaksikan kejadian itu. 

Tiba-tiba ada seoraang laki-laki yang menitipkan aku uang 1000 untuk menyerahkan kepada pengamen bisu itu. Aku bingung kenapa laki-laki itu menyuruh aku memberikan kepada pengamen bisu itu. ternyata ia adalah satu dari seluruh penumpang di bis yang tidak mendapatkan amplop kosong itu. ia terus melihat pengamen bisu itu. seperti ingin berkata sesuatu. 

Kemudian pengamen bisu itu terus mencoba berbicara yang terdengar tidak jelas dan memperagakan keadaan pilunya seperti apa kepada seluruh penumpang di bis. Aku sungguh tidak tega melihatnya  Tak lama kemudian ia mengambil amplop yang ia bagikan. seraya mengucapkan terima kasih kepada setiap penumpang. Namun laki-laki yang menitipkan aku uang untuk pengamen bisu itu. meberikan lagi uang 1000 kepada pengamen bisu itu. sepertinya ia merasakan kesedihan mendalam yang pengamen bisu itu rasakan. kemudian aku berikan amplop itu kepada pengamen bisu. dan seraya aku berkata kepada laki-laki tadi. "sudah saya berikan pak" tiba-tiba ia berkata "AKU JUGA PENGAMEN MBA, AKU SAKIIT, MOHON BANTUANNYA" hatiku langsung tersayat mendengar pernyataan laki-laki itu. Dalam keadaannya seperti itu ia rela memberikan uangnya kepada pengamen bisu itu. padahal saat itu ia juga membutuhkan uang itu. 

Kemudian laki-laki itu berdiri dan memohon bantuan  kepada seluruh penumpang yang ada untuk biaya pengobatan pemyakitnya yang ia derita selama 1 tahun. ia terlihat tak berdaya di depan, entahlah penyakit apa yang di derita aku tidak tau, tapi badannya terlihat gemetaran dan kepalanya goyang terus. Dan ia menengadahkan tangannya kepada setiap penumpang. Alhasil ia mendapatkan uang yang lebih banyak dari yang ia berikan kepada pengamen bisu itu. 

Sungguh perjalanan ku kali ini, bukanlah sesuatu yang melelahkan tapi mengharukan. Ternyata seorang pengamen pun masih mau memberikan uangnya kepada pengamen bisu yang membutuhkan. Semoga kita semua tergerak untuk memberikan sedekah, walaupun sedikit tapi kita ikhlas. 

Comments

Popular posts from this blog

PERAN MEDIA MASSA DALAM MEMELIHARA & MEMANTAPKAN STABILITAS KEAMANAN

METABOLISME KARBOHIDRAT

Hikayat Tikus dan Kucing Hutan